Gethuk Yoko asli Klaten banyak digemari masyarakat. |
Gethuk
ini memiliki cita rasa yang khas dan tidak berubah dari waktu ke waktu.
Kekhasan rasanya inilah yang membuat pecinta Gethuk Yoko masih bertahan sampai
sekarang. Banyak Orang Klaten yang sudah merantau ke Kota Besar, dan rela mengunjungi
Gethuk Yoko saat mereka mudik, hanya untuk bernostalgia bersama rasa khas
Gethuk Yoko.
Walaupun
tidak ada yang istimewa dari tempat jualan Gethuk Yoko ini, namun ketika
pembeli sudah merasakan cita rasa gethuk yang satu ini, mereka akan merasa selalu
ingin kembali untuk menikmati makanan yang tersedia dalam 3 varian rasa ini.
Ya, jika biasanya kita hanya mengenal gethuk dengan satu varian rasa, yakni
manis dan bertabur parutan kelapa, namun berbeda dengan Gethuk Yoko ini. “Kami
menyediakan tiga varian rasa, coklat, pandan dan selai gulung. Biasanya pembeli
minta semuanya (gethuk-red)
di campur. Jadi enggak bosen makannya,” ujar Indah (56). Indah merupakan menantu
dari Sujiyem, pembuat Gethuk Yoko pertama kali.
Indah mengaku, bahwa ia tidak pernah mengganti
resep yang telah turun temurun dari Ibu Mertuanya. Bahkan, ketika semua harga
pokok naik, ia tetap mempertahankan rasa asli, dengan tidak merubah resep yang
ia miliki. Tidak hanya itu, Indah juga enggan menaikkan harga Gethuk Yoko untuk
menutupi biaya produksi yang ia keluarkan. Ia lebih memilih mengurangi ukuran
Gethuk Yoko sedikit lebih kecil, dengan cita rasa yang sama.
Uniknya,
meskipun banyak penggemarnya, namun Gethuk Yoko tidak membuka waralaba
dimanapun. Satu-satunya cabang Gethuk Yoko, berada di Pusat Kota Klaten.
Sedangkan warung asli yang menjajakan Gethuk Yoko dari dulu, terletak di Desa Kurung Ceper, yang berjarak hingga 30 menit dari Kota Klaten. Meskipun begitu,
masih banyak penggemar Gethuk Yoko, yang rela menempuh jarak tersebut, untuk menikmati
khasnya rasa gethuk ini. Tidak hanya dari kalangan menengah kebawah, bahkan
kalangan pejabat pun rela mengantri untuk dapat membawa Gethuk Yoko sebagai
buah tangan untuk keluarga. “Soalnya Gethuk Yoko ini enak. Walaupun banyak gethuk yang ikut-ikutan, tapi rasanya
beda," ujar Neni (46), salah seorang pegawai PNS yang masih berseragam dinas,
ketika ditemui SituSolo saat membeli Gethuk
Yoko, Jumat lalu (30/10). (Anita)
0 comments:
Post a Comment