Dok. Internet Areal Kompleks Museum Affandi. |
Melintasi Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta, tak ada salahnya
berhenti meluangkan waktu sejenak untuk singgah di tempat tinggal salah satu
tokoh ternama Indonesia. Affandi Koesoema, yang dikenal sebagai Maestro Seni
Lukis Indonesia merupakan pelukis Indonesia yang sangat terkenal di kancah dunia
internasional.
Karya-karyanya pernah dipamerkan di sejumlah negara seperti Inggris,
Eropa, Australia, India, dan Amerika Serikat. Kini karyanya yang berjumlah
lebih dari 2000 lukisan itu tersimpan dengan baik di museum yang dikelola oleh
anak dan cucunya.
Kompleks museum yang menempati tanah seluas 3.500 m2
terdiri atas bangunan museum, pelengkap, dan juga rumah tinggal Affandi beserta
keluarganya.
Bangunan Museum
Bangunan museum terdiri dari lima
bangunan. Yang pertama adalah Galeri I yang diresmikan oleh Direktur Jenderal
Kebudayaan Prof. Ida bagus Mantra pada 1974. Galeri ini selesai dibangun tahun
1962 dan dirancang oleh Affandi sendiri. Bentuk atapnya menyerupai bentuk daun
pisang.
Dok. Internet Galeri I. |
Suatu ketika ia pernah menggunakan daun pisang untuk melindungi
lukisannya dari panas dan hujan. Ini menginspirasi Affandi untuk mengadaptasi
bentuknya karena daun pisang menyimbolkan perlindungan untuk dirinya,
keluarganya, dan juga lukisannya dari matahari dan hujan.
Disini kita bisa menyaksikan karya lukisan Affandi sejak tahun awal
hingga tahun akhir masa hidupnya. Lukisan tersebut terdiri atas sketsa di atas
kertas, lukisan cat air, pastel, dan cat minyak di atas kanvas.
Selain itu juga terdapat tiga buah patung karyanya dan mobil
kesayangannya, Mitsubishi Colt Gallant tahun 1976, yang telah dimodifikasi
menyerupai bentuk ikan. Sepeda yang biasa ia gunakan dan beberapa penghargaan dari
dalam maupun luar negeri juga terpajang.
Galeri II didirikan atas bantuan Presiden Soeharto pada tahun 1987.
Galeri ini digunakan sebagai aula untuk memamerkan koleksi lukisan Affandi yang
akan dijual dan juga beberapa karya seniman terkenal lainnya seperti Sudjojono,
Hendra Gunawan, Barli, Mochtar Apin, dan lain-lain.
Dok. SituSolo/Paradisa Galeri II. |
Galeri III dibangun tahun 1997 dan selanjutnya diresmikan pada 26
Mei 2000 oleh Sri Sultan HB X. Tempat ini dibangun demi memenuhi keinginan
terakhir Affandi untuk memiliki tempat penyimpanan yang cukup untuk menyimpan
berbagai karya dan koleksinya.
Dok. Internet Galeri III. |
Selain tiga galeri tersebut, terdapat dua bangunan yang menjadi
bagian lain dari museum yaitu Studio Gajah Wong I dan II. Studio Gajah Wong I yang
dibangun tahun 2004 digunakan sebagai aula pameran dan tempat pelatihan bagi
beberapa seniman dan murid Studio Gajah Wong. Disini juga dipamerkan
karya-karya lukisan Didit, cucu Affandi.
Dok. SituSolo/Paradisa Studio Gajah Wong. |
Tahun 2010, Studio Gajah Wong II dibuka. Kegunaannya masih sama,
yaitu sebagai tempat pelatihan bagi orang-orang yang ingin belajar melukis dan
tempat memamerkan karya-karya mereka.
Bangunan Pelengkap dan Rumah Tinggal
Rumah Affandi terletak di tengah
kompleks museum. Atap rumahnya terbuat dari daun palem yang dibangun menyerupai
bentuk daun pisang seperti galerinya. Sedangkan rumahnya terbuat dari kayu dan
beberapa kayu yang dipahat.
Dok. Internet Rumah Utama. |
Bangunannya terdiri atas dua lantai,
yaitu lantai bawah dan atas. Lantai bawah digunakan sebagai kamar tamu dan
garasi. Sedangan lantai atas merupakan kamar pribadi Affandi dan istrinya.
Namun sekarang bangunan ini difungsikan sebagai Café Loteng untuk pengujung
yang ingin beristirahat.
Di samping rumahnya, terdapat sebuah
gerobak yang telah dimodifikasi menjadi sebuah ruang lengkap dengan dapur dan
toilet. Affandi membuatnya atas permintaan istri pertamanya, Maryati, yang
menginginkan tempat istirahat. Setelah Maryati meninggal, tempat ini di alih
fungsikan sebagai mushola.
Dok. SituSolo/Paradisa Gerobak Maryati. |
Beberapa meter dari gerobak dapat
ditemui sebuah bangunan lain untuk keluarga Affandi. Bangunan ini terdiri dari
tiga kamar tidur dan sebuah kamar mandi. Tiga kamar tersebut dibangun untuk
anak-anak Affandi dari istri keduanya, Rubiyem.
Dok. Internet Bangunan Keluarga. |
Setelah mereka dewasa dan
berkeluarga, tempat ini menjadi kamar tamu untuk keluarga. Di akhir hidupnya,
ketika Affandi tengah sakit hingga meninggal, ia tinggal di salah satu ruangan
tersebut. Setelah Affandi tiada, Maryati menggunakan ruangan tersebut. Mereka
berdua meninggal di ruangan yang sama. Makam mereka berdua kini dapat dilihat terletak saling bersisian
di antara Galeri I dan II.
Dok. Internet Makam Affandi dan Maryati. |
Jika tertarik,
harga tiket yang dikenakan untuk menikmati seluruh fasilitas tersebut cukup
terjangkau, yakni Rp 20.000. Untuk pelajar dan mahasiswa dikenai harga yang
lebih murah sebesar Rp 10.000. Museum ini dibuka setiap hari kecuali hari libur
nasional dari pukul 09.00 hingga 16.00. (Paradisa)
0 comments:
Post a Comment