Soto Trisakti, Hadir 30 Tahun Lebih Lamanya


Pemandangan minggu pagi ini (1/11) diramaikan dengan suara hiruk-pikuk serta lalu lalang warga Solo. Tak hanya Car Free Day (CFD) yang dipadati oleh warga, tempat lain pun menjadi alternatif warga untuk menikmati hangatnya sinar mentari pagi di antara sayup-sayup udara sejuk yang menembus kulit. Salah satunya adalah warung Soto Trisakti.
Sebagian masyarakat yang masih baru di Solo mungkin akan mempertanyakan kehadiran Soto Trisakti. Apa yang membuat warung ini tampak spesial dan seberapa jauh eksistensinya di kota yang berjuluk Kota Budaya sampai “kondang” di kalangan masyarakat.
Warisan Keluarga
Romli yang merupakan anak dari pemilik warung Trisakti menceritakan sejarah warung ketika ditemui langsung. Warung Soto Trisakti pada awalnya merupakan sebuah warung soto kecil biasa yang mulai hidup sekitar tahun 1969-1970. Nama Trisakti sendiri merupakan nama yang diambil dari sebuah bioskop terkenal di Solo yang terletak di sebelahnya, yaitu Jl. Kalilarangan no. 61, tepatnya di seberang warung Trisakti saat ini.
Pada masa tersebut, warung makanan tidaklah seperti saat ini yang menjual beberapa menu lain. Namun, hanya menjual satu jenis makanan dan mengutamakan cita rasa. Tak heran ketika mampir di warung ini pelanggan hanya dapat menemukan satu jenis makanan  yang dapat dipesan.
Pada tahun 1990, bioskop Trisakti mengalami kebangkrutan dan dijual. Sedangkan warung Soto Trisakti digusur dan akhirnya pindah ke lokasi seperti saat ini. Memasuki tahun 2007, warung sedikit diperbesar. Pada tahun 2011, luas warung diperbesar lagi seperti saat ini dan dapur tempat pembuatan soto tidak lagi terpisah seperti sebelumnya.
Dalam hal harga soto di warung ini, Romli juga menjelaskan bagaimana riwayat perjalanan harga sebelum mencapai Rp10.000,00 per porsinya. Ketika usaha ini dipegang olehnya, kenaikan harga beranjak perlahan seiring berjalannya waktu dan tak pernah turun harga. Jika pada masa saat itu merupakan masa sulit, kenaikan dapat mencapai seribu rupiah.
“Dulu saya mulai pegang kan dari harga lima ribu, naiknya enggak banyak. Ya paling naik lima ratus, kalo lagi sulit naik seribu, tapi enggak pernah turun,” tutur Romli, anak pemilik Soto Trisakti. (Hira)
Share on Google Plus

About redaksi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment