SMA 1 Boyolali, Sedia Payung Sebelum Hujan


Ujian kerap dihubungkan dengan pencapaian seseorang terhadap sebuah materi tertentu. Seiring berjalannya waktu, banyak pengembangan yang dilakukan dalam teknis pelaksanaan ujian di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menaikkan standar kompetensi dari setiap individu. Jika biasanya ujian dilakukan dengan paper-based atau tes tertulis, saat ini mulai dikenalnya Tes Bebasis Komputer (Computer Based Test, CBT)

CBT sedang ramai diperbincangkan. Ujian Nasional 2016 direncakan akan  menggunakan Computer Based Test (CBT). Hal ini membuat banyak sekolah menjadi kalang kabut mempersiapkan siswanya, tak terkecuali SMAN 1 Boyolali.

SMAN 1 Boyolali merupakan SMA negeri unggulan yang serius dalam mengembangkan (CBT). 

SMA 1 Boyolali telah melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) menggunakan CBT. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) 2016. UTS menggunakan tes berbasis komputer ini hanya diperuntukkan bagi siswa kelas 12 yang hendak menghadapi UN.

Dalam pelaksanaan perdananya, tak dapat dipungkiri kalau terdapat banyak kendala. “Namanya juga mencoba, ada dua kemungkinan, berhasil dan kurang berhasil. Karena memang ini baru percobaan pertama menggunakan CBT, ya pasti ada banyak kendalanya.”ungkap Atika, salah satu Guru PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di SMA 1 Boyolali.

Walaupun percobaan pertama ini dirasa gagal, namun guru dan siswa tetap merasakan manfaatnya. “Setidaknya siswa dapat mengetahui bagaimana caranya menggunakan tes berbasis komputer. Jadi ketika wacana UN 2016 benar dilaksanakan menggunakan CBT, siswa SMAN 1 Boyolali sudah siap.” tambahnya.



Basis Teknologi
Tes Berbasis Komputer memiliki karakteristik yang sama dengan tes konvensional yaitu menggunakan satu perangakat tes untuk beberapa peserta dengan jumlah butir soal yang sama. 

Teknik penyampaian (delivery) butir soal yang tidak lagi meggunakan kertas (paperless), baik untuk naskah soal maupun lembar jawaban menjadi pembeda diantara keduanya. Penilaian dan koreksi secara otomatis langsung dilakukan oleh komputer. Peserta dapat mengerjakan dan melihat butir soal dari nomor pertama sampai dengan terakhir.

Pada dasarnya pelaksanaan CBT sama halnya dengan proses pembelajaran menggunakan komputer. CBT dapat dilaksankan dalam laboratorium komputer  yang telah terkoneksi dengan jaringan dan sistemnya ataupun menggunakan perangkat pribadi. Dalam pelaksanaan tes CBT,  banyak hal yang haru menjadi perhatian khusus, seperti keontetikan peserta test, bank soal, serta sistem Computer-based Test itu sendiri.

Proses otentikasi dalam tes berbasis komputer (CBT), merupakan hal yang sangat penting, untuk menentukan siapa saja yang bisa mengikuti tes. Biasanya dalam proses ini, peserta tes akan diberikan sebuah username dan password, yang akan digunakan untuk login sehingga peserta dapat masuk dan mengikuti tes.


Bagi siswa, kesulitan pasti dijumpai. “Koneksi internet masih menjadi kendala terbesar dalam pelaksanaan CBT. Tidak semua ruangan kelas memiliki koneksi internet yang baik dan lancar sehingga beberapa kelas yang lemot ya pekerjaannya menjadi terlambat.” ungkap Dina, salah satu siswa kelas XII SMA 1 Boyolali.
Share on Google Plus

About redaksi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment