Saat
mendengar kata “gethuk”, mungkin hal
yang terlintas di benak kita adalah makanan jaman dulu yang jarang peminatnya.
Namun, hal itu sepertinya tidak berlaku dengan “Gethuk Yoko”. Warung gethuk
yang sudah dirintis sejak tahun 1974 oleh Sujiyem yang terletak di sebuah desa
kecil di Kota Klaten ini tidak seperti kebanyakan gethuk. Gethuk ini memiliki
peminat yang semakin bertambah dari waktu ke waktu. Selain rasanya yang tidak
berubah dari dulu hingga sekarang, modifikasi gethuk yang berbeda dengan gethuk
lain juga menjadi ciri khas Gethuk Yoko.
Pembuatan gethuk yang satu ini juga
sedikit berbeda dengan gethuk lain. Pembuatan Gethuk Yoko, sedikit lebih ribet
dibanding dengan gethuk yang biasa kita makan semasa kecil. Gethuk Yoko
menggunakan susu dalam pembuatannya. Inilah yang membuat tekstur Gethuk Yoko
lebih lembut daripada gethuk lain. Selain itu, inovasi yang ditawarkan Gethuk
Yoko juga terlihat dari varian rasa yang ditawarkan, yakni coklat, pandan,
maupun selai gulung. “Gethuk biasanya kan Cuma dikasih gula sama parutan
kelapa, nah kalau Gethuk Yoko beda, dari dulu ibu (Sujiyem-red) sudah bikin
kayak gini,” terang Indah (56). Indah merupakan menantu dari Sujiyem, yang kini
menjadi pengelola Gethuk Yoko.
Banyaknya
peminat Gethuk Yoko dari waktu ke waktu membuat Gethuk Yoko tidak sepi dari
kompetitor. Banyak bermunculan gethuk yang menyerupai Gethuk Yoko di beberapa
tempat. Bahkan mereka menggunakan kata “Gethuk Kurung” sebagai merek gethuk
mereka. Penggunaan kata “kurung” diharapkan dapat membuat pembeli mengira bahwa
gethuk yang dijual sama dengan Gethuk Yoko yang berada di Desa Kurung Ceper
Klaten. Tidak hanya itu, banyak penjual gethuk di pasar yang kini juga membuat
gethuk yang menyerupai Gethuk Yoko secara fisik, dengan harga yang lebih murah.
Walaupun sama secara fisik, namun jika benar-benar dirasakan, cita rasa “gethuk
pasar” ini sangat berbeda dengan Gethuk Yoko.
“Ya banyak yang nyama-nyamain Gethuk Yoko, tapi pembeli udah tahu, kalau Gethuk Yoko
ya cuma di Kurung,” jelas Indah ketika ditanya tentang banyaknya gethuk yang
menyerupai Gethuk Yoko. Hal ini juga berkaitan dengan keyakinan Sujiyem yang
tidak ingin mewaralabakan Gethuk Yoko sejak dulu. “Kalau mau beli Gethuk Yoko,
ya harus beli di Kurung,” tambah Indah. Indah mengaku tidak takut dengan
banyaknya gethuk yang menyerupai Gethuk Yoko, dia yakin bahwa gethuk lainnya
tidak memiliki cita rasa yang sama dengan Gethuk Yoko. (Anita)
0 comments:
Post a Comment